Sunday, March 25, 2007
ALBUM KE-3 LP
Racikan Beda di Karakter Sound


Minutes to Midnight, Album Studio Ketiga Linkin Park
Peraih dua kali Grammy Award (2002 dan 2006), Linkin Park (LP), akan segera merilis album studio ketiga. Selama 14 bulan, band hip metal ini mengerjakan album dengan konsep musik jauh berbeda dengan album sebelumnya. Qwerty, single yang sudah beredar di radio belakangan ini ternyata tidak masuk dalam track list album terbaru. Lalu untuk apa? Apa yang ada pada Minutes to Midnight dan proses pengerjaannya? (dat)

Progressive Rock Kaya Melodi
LP sudah mendobrak batasan bermusiknya. Chester Bennington (vokal), Mike Shinoda (vokal, piano/keyboard, gitar), Brad Delson (gitar), Dave "Phoenix" Farrell (Bas), Rob Bourdon (drum), dan Joseph Hahn (turntables) ini akan merombak karakter musik dalam album terbaru.

"Kini anda tidak menemukan lagi musik album studio pertama (Hybrid Theory) dan kedua (Meteora). Album ini jauh berbeda dari kedua album studio terdahulu," ujar sang pembetot bas, Dave Phoenix.

Mike Shinoda menuturkan hal serupa saat wawancara dengan MTV. Corak musik, lirik, dan beberapa instrumen merupakan hal baru. "Sebuah karya besar. Ini merupakan langkah besar perubahan musik kami," jelas Phoenix. Rencananya, rilisan ini beredar tepat tengah malam pada 15 Mei 2007.

Karakter baru nanti akan dipenuhi musik yang penuh melodi dan bertempo tinggi. "Musik kami akan mirip progressive rock yang kaya melodi. Bukan Rap/Rock seperti dulu. Kekuatan besar akan dirasakan orang yang mendengarnya," ucap Shinoda.

Yang pasti, gitar akan lebih liar, hentakan drum lebih tegas, serta vokal kuat. LP juga melakukan hal nyeleneh pada rilisan ini. Pada satu buah track bertitel The Little Things Give You Away. "Ada unsur hip hop disana. Pasti asyik memainkannya secara live," imbuh Shinoda.

Penulisan lirik juga mengalami perombakan besar. Meski berisi musik tempo tinggi, Minutes to Midnight justru memuat lirik puitis. "Jika didalami, seperti sebuah sajak," lanjut Shinoda. Ini jauh berbeda dari album-album sebelumnya. Menurut Shinoda, lirik LP dulu selalu dipenuhi darah dan alibi yang diramu secara keras.

Perombakan ini dilengkapi Rick Rubin yang menghadirkan instrumen klasik. Suatu hal yang belum pernah dilakukan LP saat rekaman. "Gitar dan amplifier kuno, kemudian 808 drum machine milik Rick yang dipakai pada proses rekaman pertama Beastie Boys. Pengalaman yang mengasyikkan," papar Bourdon pada MTV.

What I’ve Done akan dipilih sebagai single andalan. Track ini akan mulai diedarkan pada 2 April 2007. Selain Rick Rubbin, ada Dixie Chicks dan Red Hot Chili Peppers yang berperan dalam proses kreatif.

Empat Belas Bulan di Dalam Studio

Perubahan memang tidak mudah. Tapi, tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Inilah yang terjadi pada proses penggarapan Minutes to Midnight. LP harus mendekam di studio selama 14 bulan untuk mewujudkan keinginannya. Membuat musik yang jauh berbeda.

"Total waktu sebanyak itu hanya murni rekaman. Tidak termasuk Mixing dan finishing lagu," jelas Delson. Sayang, tidak dijelaskan waktu total termasuk mixing dan finishing.

Rubin punya cara sendiri untuk memaksimalkan kerja. Dia mewajibkan tiap personel berhenti sejenak setiap sesi perekaman. Tujuannya untuk mengevaluasi musik yang baru saja direkam. "Mengapa musik seperti itu? Apakah harus direkam dengan cara itu? Tidak ada cara lain? Pernah terpikir musik seperti itu dahulu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu keluar dari mulut Rick," jelas Delson.

Rick juga selalu jeli mendengarkan setiap lagu yang selesai direkam. "Cara kerjanya (Rick Rubbin, Red) luar biasa. Setelah selesai mendengar sebuah lagu, dia selalu punya ide pembaharuan," lanjut Delson.

Lama proses penggarapan ini juga karena seleksi lagu. Seperti yang diberitakan Muzik beberapa waktu lalu, mereka menyiapkan 100 lagu untuk album baru. Nah, LP membutuhkan banyak waktu menyusutkannya hingga 17 lagu.

"Banyak pertimbangan dalam pemilihan lagu. Waktu yang dibutuhkan juga tidak sedikit," papar Mike Shinoda. Sekarang, Linkin Park sampai pada tahap finishing.

Qwerty, Single Adaptasi

Keseriusan LP melakukan perubahan musik sebenarnya sudah direncanakan jauh hari. Darimana? Single pemanasan, Qwerty.

Berbeda dengan konsep musik sebelumnya, single yang tidak masuk album ketiga ini cenderung keras dan bertempo tinggi. Sepertinya, track ini dibuat sebagai lagu adaptasi. Menyiasati agar fans LP lebih akrab dengan konsep baru mereka.

"Ini perkenalan tentang gambaran kasar musik kami yang baru. Tempo dan suara gitar yang berbeda. Semoga saja perubahan ini berpengaruh baik. Semua bisa terbiasa," jelas Bennington pada media ketika banyak pertanyaan tentang Qwerty.

Yang unik pada Qwerty tidak hanya musik adaptasi. Judul dan isi lagunya tidak memiliki hubungan erat. "Qwerty merupakan tipe keyboard komputer yang sekarang banyak digunakan. Kesesuaian dengan isi lagu bukan alasan utama, melainkan agar mudah diingat," jelas Chester.

Masih bingung? Segera cari komputer terdekat dan lihat keyboard-nya. Pada enam tombol awal pada baris pertama bagian huruf, berturut-turut akan muncul huruf q, w, e, r, t, dan y.

Did U Know

Linkin Park tidak asal mencomot Minutes to Midnight sebagai titel album. Minutes to Midnight adalah rangkaian kata yang berhubungan dengan Doomsday Clock. Sebuah simbolik ciptaan Bulletin of the Atomic Scientists di University of Chicago. Fungsinya, sebagai penunjuk waktu menjelang Midnight yang berarti ledakan bom nuklir.

Mulai dipergunakan sejak 1947 ketika AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Menurut Chester, judul itu dibuat agar album ketiga LP benar-benar meledak pada waktu peluncurannya.
 
posted by Nio Rizki at 6:10 AM | Permalink |


1 Comments:


  • At January 7, 2008 at 9:36 AM, Anonymous Anonymous

    baru baca postingannya,
    ternyata ada juga LP fans here!
    pokoke album ketiganya keren
    keep the spirit of LP's fan

    conmment blik di blog gw bro!
    cafedech.blogspot.com